Kamis, 02 Juni 2011

Perencanaan Keuangan Anak

Pada posting ini yang dimaksud adalah merencanakan keuangan untuk anak-anak kelompok usia 15-22 tahun yaitu kelompok usia yang masih bersekolah pada tingkat SMU atau perguruan tinggi. Pelajar SMU mungkin masih perlu bimbingan orangtua, tetapi ada baiknya juga untuk mulai menyerahkan tanggungjawab keuangan pada anak-anak di usia ini. Sedangkan untuk mahasiswa mungkin lebih dewasa dalam hal keuangan, karena beberapa ada yang sudah menghasilkan uangnya sendiri. Namun ada banyak juga yang masih belum mampu mengelola uang saku, sehingga seringkali membuat orangtuanya pusing.
Para orangtua perlu sekali mempertimbangkan hal ini untuk membangun kecerdasan keuangan anak dimulai sejak muda, agar anak dapat lebih siap untuk mandiri di masa dewasanya nanti. Banyak sekali kita jumpai anak-anak dari keluarga kaya yang tidak siap untuk mandiri dengan usahanya sendiri.

TUJUAN KEUANGAN

Pada usia ini, anak-anak sudah dapat diajak untukmembangun impiannya. Tetapkan ini sebagai tujuan keuangan anak tersebut. Contoh:  
  1. Mengumpulkan uang untuk biaya kuliah spesialis anak setelah lulus dari fakultas kedokteran umum. Jumlah yang dibutuhkan Rp 100.000.000 dalam waktu 8 tahun.
  2. Mengumpulkan uang untuk modal usaha nanti setelah lulus kuliah, seperti membuka bisnis toko seperti orangtua. Modal yang dibutuhkan Rp 500 juta, sementara modal yang bisa dibantu orangtua Rp 300 juta, jadi kekurangan modal yang dibutuhkan adalah Rp 200 juta dalam waktu 10 tahun ke depan. Saat ini anak masih duduk di bangku kls 10 (kls 1 SMU).
TARGET PERTUMBUHAN DAN  STRATEGI INVESTASI
Dari kedua contoh di atas:
1)      Bila saat ini anak dari contoh 1 memiliki tabungan Rp 10 juta dengan target biaya kuliah spesialisasi penyakit anak Rp 100 juta dalam 8 tahun yang akan datang, maka:
  • Dengan target pertumbuhan 10% per tahun (bunga bulanan), diperlukan tabungan rutin Rp527.940
  • Dengan target pertumbuhan 15% per tahun (bunga bulanan), diperlukan tabungan rutin Rp360.580
2)      Bila saat ini anak contoh 2 memiliki tabungan Rp 10 juta dengan target modal Rp 200 juta dalam 10 tahun yang akan datang, maka:
  • Dengan hanya mengandalkan pertumbuhan dana tersebut tanpa tabungan rutin, berkembang bunga berbunga, diperlukan pertumbuhan sebesar 35% per tahun.
  • Dengan menambah setoran Rp 1 juta per bulan, diperlukan pertumbuhan 7,5% per tahun.
Setiap target pertumbuhan di atas memerlukan strategi investasi yang berbeda dan dengan tingkat resiko berbeda pula. Pada tahap usia ini akan lebih baik tujuan investasi adalah untuk proses pembelajaran bagi anak. Proses pembelajaran ini penting sebagai dasar bagi anak untuk berinvestasi di masa depan.

STRATEGI PENGAMAN

Untuk melindungi pencapaian tujuan keuangan seperti di atas kita memerlukan produk asuransi. Karena masih remaja yang belum produktif secara keuangan, maka asuransi jiwa belum diperlukan untuk masa usia ini. Namun kelangsungan kebutuhan materi orangtua sangat dibutuhkan, jadi asuransi jiwa harus dimiliki oleh kedua orangtuanya.
Ada beberapa produk asuransi yang bisa dipilih, salahsatunya adalah produk asuransi jiwa biasa dengan uang pertanggungan tertentu, sehingga bila terjadi meninggalnya ayah atau ibu, uang pertanggungan tersebut dapat disimpan di deposito dan bunganya disetorkan secara rutin setiap bulan ke rekening anak untuk kepentingan tujuan di atas.
Untuk contoh anak 2 di atas, yangmembutuhkan tambahan tabungan Rp 1 juta per bulan, jika terjadi musibah ayah atau ibu, diperlukan deposito sebesar Rp 150 juta dengan bunga 8% nett. Produk asuransi jiwa biasa dengan uang pertanggungan Rp 150 juta dapat diperoleh dengan premi Rp 40.000 per bulan.

MANAJEMEN CASHFLOW

Masalah manajemen cashflow yang merupakan hal penting bagi usia 15 – 22 tahun, terutama adalah bagaimana anak dapat mengatur uang sakunya. Membentuk kebiasaan memang sulit, namun dengan pengarahan yang konsisten dan sistematis, kemampuan mengatur uang akan bermanfaat karena:
·         Kemampuan mengatur uang saku akan mengajarkan kepada anak tentang tanggungjawab. Uang yang diberikan akan membuka peluang kepada anak untuk melakukan hal yang baik dan buruk untuk ia pertanggungjawabkan.
·         Kemampuan mengatur uang saku mengajarkan kepada anak tentang prioritas. Anak akan memilih mana yang penting dan mana yang tidak penting, oleh sebab uang yang diberikan pasti tidak cukup. Sebanyak apapun uang yang diberikan tidak akan pernah cukup untuk memenuhi keiinginan manusia.
·         Kesuksesan seseorang tergantung bagaimana ia mampu mengelola keinginannya, mengatur dirinya. Uang hanyalah alat. Pengaturan uang juga merupakan pengaturan emosi. Mulailah sekarang juga, ajak anak remaja anda untuk menyusun sebuah perencanaan keuangan. Mulailah dengan memutuskan sebuah tujuan. Lebih cepat lebih baik!

Sumber: Hendri Hartopo, MM MBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan daftar terlebih dahulu untuk memberikan komentar.

Perencanaan Keuangan Anak Usia 23-30 Tahun

Mereka yang berusia 23-30 tahun berada dalam kelompok usia yang penuh gejolak dan emosi. Gejolak dan emosi ini akan lebih berkurang bila pa...